Di dunia pendidikan sekarang muncul istilah baru yaitu PPG ( Propesi Pendidikan Guru). yang ditunjukan kepada calon-calon guru di seluruh Indonesia terutama di Kalsel. untuk Kalimantan Unlam ditunjuk sebagai pelaksana PPG tersebut. untuk apa PPG dan bagaimana PPG tersebut?????
PPG adalah pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu para tenaga pendidik nantinya yang berlangsung selama satu tahun setelah menyandang gelar sarjana. kita diarahkan untuk terjun langsung ke lapangan atau sekolah-sekolah yang ditunjuk dengan mendapatkan tunjngan selayaknya pegawai negeri. tapi disini kita diwajibkan benar-benar menjadi guru yang profesional sesuai dgn ilmu pendidikan guru yang telah di dapatkan. keuntungan lain dari PPG yang lain adalah selepas mendapatkan sertipikat PPG kita langsung menjadi pegawai negeri dgn gaji 2x lipat layaknya guru-guru yang lulus sertifikasi.
Tapi PPG ini sendiri mengancam nasib para calon. kenapa demikian?????karena PPG ini dilaksanakan dgn seleksi yg ketat dan formasi yang sangat terbatas. untuk kalsel kemungkinan formasi yg disediakan hanya 50 sedangkan mahasiswa FKIP UNLAm setiap tahun nya bisa mengeluarkan sarjana ratusan orang. belom lagi untuk Universitas lain nya yang jg mencetak calon guru. selain itu dari informasi yg di dapat untuk penerimaan PNS untuk selanjutnya bila PPG sudah dilaksanakan tidak ada lagi formasi untuk guru karna sudah dilaksanakan lewat PPG. nah kalau sudah begitu bagaimana nasib calon guru yg tidak lulus-lulus PPG..apakah pemerintah sudah memperhitungkannya…kalau pemerintah tidak bijak dalah melaksanakan hal ini maka makin bertebaranlah sarjana pengangguran….semoga saja PPG ini dilaksanakan dengan perhitungan yg jelas agar tidak merugikan nasib calon Oemar Bakri.
Syamsuddin Ideris said,
Mei 18, 2009 @ 5:03 am
Saya setuju dengan adanya PPG. Anggap saja PPG sebagai sarana finishing sang calon guru agar nanti kalau terjun ke lapangan lebih kinclong.
Alasannya: menurut pengalaman dan penilaian saya: ilmu yang didapat semasa kuliah di S1 pendidikan kurang matching dengan tuntutan kerja di lapangan. Yah istilahnya lain teori lain di lpangan.
Mungkin dengan adanya ppg yang mensyaratkan PPL lagi, tentunya kualitas sang calon guru akan lebih meningkat. Mengenai jatah yang terbatas dan ketatnya persaingan tentunya menjadi sarana seleksi alam agar yang lulus jadi guru adalah orang yang benar-benar mampu. Kalau tidak lulus PPG? berarti belum mampu jadi guru dan harus belajar lebih banyak lagi tentang dunia pendidikan.
Didik Sugianto said,
Februari 25, 2014 @ 4:08 pm
Setelah mengikuti sm3t 1th terus kuliah ppg 1 th tapi hanya ditentukan UTN,kalau UTN tidak lulus ya sudah 2th sia2,sayangnya yg tidak lulus itu semua dari luar universitas yg dulu S1 tidak disitu,apa mereka dikorbankan oleh Universitas yg mengadakan sm3t.
Anton Dini Wirganto said,
Januari 2, 2019 @ 4:21 am
hapuskan utn yang merugikan guru
syamsul said,
Mei 18, 2009 @ 3:23 pm
Teori tentang ganti rezim ganti kebijakan mungkin masih terjadi pada PPG, but yg penting kita jangan sampai menjadi kelinci percobaan dari kebijakan itu. kalau PPG memang benar di laksanakan mungkin PKL selama 2 bulan juga harus di tinjau ulang.
Pakacil said,
Mei 20, 2009 @ 7:02 am
rasa-rasanya jika memang optimis dan mampu untuk bersaing serta menunjukkan kualitas, tidak perlu bingung.
Justru tanpa adanya kualifikasi dan seleksi yg tepat akan kian membuat dunia pendidikan kita berada dalam pertarugan yg sangat besar.
Mufti AM said,
Mei 27, 2009 @ 1:10 pm
Kualitas juga harus dibarengi dengan tersedianya sarana dan prasarana serta kesempatan untuk meningkatkan kualitas para guru itu sendiri.
Pengangguran Menulis Mimpi said,
Juni 3, 2009 @ 5:32 am
setuju dengan Pakacil dan Klo Memang Tak bisa bersaing atau gagal.. jangan menyerah, ciptakan lapangan pekerjaan…, tak selalu kita harus menunggu-nunggu
galuhmanulis said,
Juni 3, 2009 @ 3:34 pm
Mudah-mudahan, pemerintah bisa segera tanggap n memperbaikinya.
Karna kita semua berharap pendidikan Indonesia bisa semakin baik, dan guru-gurunya jga semakin berkualitas.
Diah ZN said,
Juni 8, 2009 @ 7:09 am
Saya sependapat, semoga dengan PPG akan melahirkan guru yang benar-benar profesional yang secara nyata. Bukan sekedar abstrak saja, dengan adanya PPG dan memoerketat penyeleksiaannya akan membuat sadar sebagai renungan bagi para calom guru yang handal. Dan Jangan dianggap SEPELE. lahirkan BIBIT UNGGUL, terutama tertanam dari Guru, kemudian baru siswanya.
(FBS, Unnes, Semarang)
sriudin said,
Juni 8, 2009 @ 3:00 pm
Boleh az klo umpat bkasak, ulun kada mahasiswa PJJ pank…..ulun Kul di PGSD Banjarbaru nach….www.s1pgsd.blogspot.com
sriudin said,
Juni 8, 2009 @ 3:01 pm
he….he..
anggi said,
Juli 6, 2009 @ 12:34 pm
tp knp mahasiswa yg ambil jurusan ilmu murni jadi punya 2 title yakh ,sedangkan yang pendidikan itu cm 1 title…
misal ilmu murni olahraga dg pendidikan olahraga.
knp yang ilmu murni itu dpt gelar ssi & spd(bisa buat ngajar pula) sedangkan yang pendidikan cm (spd) doang..padahal pendidikan yang dijalani kan beda….n apa ini gag merugikan mahasiswa yang ambil pendidikan….
mohon penjelasan……………..
Mia said,
Juli 14, 2009 @ 7:13 am
Itulah dunia pendidikan kt mba….tdk mempunyai jati diri…sesuatu yg dbuat mbuat bingung byk org bahkan malah merugikan…..hal yg mba ungkapkan diatas jelas sangat mrugikan mahasiswa bdng pendidikan..otomatis dunia kerja smakin sulit krn doubel gelas tsb..
Alumni UNIMED S1 PGSD said,
Desember 14, 2012 @ 9:38 am
Terkadang Sarjana di Bidang Pendidikan jadi GOBLOK sendiri kan Mbak…seolah-olah ladang harus dikuasai oleh Sarjana NON-KEPENDIDIKAN…
nasib-nasib…Kuliah maha-mahal toh semua pakai duit-lah…
:D…
adit said,
Juli 10, 2009 @ 6:06 am
PPG memang baik buat peningkatan kualitas guru,,tapi yang menjadi pertanyaan saya apa PPG hanya diperuntukkan untuk sarjana pendidikan???
Titho said,
Agustus 6, 2009 @ 9:54 am
Yaa… SungGuh Qt jdi klinci percobaan lagi dalam hal PPG ni,, Di Makassarpun akan diadakan dmikian. Sebagaimna yg pnh sy baca bahwa tidak menutupi Kemungkinan srjana2 Lu2san Non-pendidikan dpat menggeser posisi Qt (sbg calon sarjana Pendidikan) merebut kursi dlam pnerimaan guru dstiap daerah.
Yaaa.. Hadapi saja n perlu persiapan mnghadapi
arifa said,
Agustus 12, 2009 @ 6:25 am
kalau memang berani bersaing jangan takut dengan adanya PPG..yach yang penting kita harus belajar n belajar menjadi guru yang profesional dengan ada atau tidaknya PPG tau yang lain..nah siapa tahu ketika PPG itu memang benar-benar ada, kita jadi orang yang sudah siap mengikutinya karena kita sudah banyak karya…semangat jadi tenaga didik!!!
amran said,
September 4, 2009 @ 4:15 pm
enah belajar dari mana para birokrat penentu kebijakan kita. segalanya dibuatnya ribet. kecenderungannya memberi peluang untuk disalah gunakan(korup). padahal kebijakan tersebut bisa jadi sama sekali tidak menjawab masalah kesejahtraan tenaga pendidik di negeri ini. hari ini pendidikan benar-benar menjadi lahan basah dan sumber proyekan tuk cari keuntungan. BHP, Sertifikasi, PPG, dll. belum lagi komersialisasi di kampus2. usul saya lembaga-lembaga pendidikan di negeri ini bikin tempat hiburan (diskotik, lokalisasi, dan temapt perjudian) biar gak tanggung hancur.
NOVA SUSANTI said,
September 11, 2009 @ 3:16 am
kapan buka pendaftaran PPG
dan universitas mana di medan
mia said,
Oktober 9, 2009 @ 10:02 am
untuk di luar kalimantan saya kurang tau mba…..
ona said,
Oktober 3, 2009 @ 10:12 am
yahh…..begitulah………
hidup itu emg prjuangan………
stlah qt ber ikhtiar dgn skuat tnga….hsil akhirnya ttplah Allah SWT yang menenttukan…….rizki mah ada yg ngatur….bgitu jg dgn pkrjaan……..
smg Allah SWT melimpahkan rahmad&karunianya kpd qt smw…..amiiin
irul said,
Oktober 4, 2009 @ 10:44 am
klo begitu kenapa hrs ada ilmu pendidikan??? knp tdk ilmu murni semua sj…klo toh jg ada ppg yg diperuntukkan untuk smua jurusan…………………because kasian yang fkip.smg sll ada jln yg terbaik…amin
Adjie said,
Oktober 4, 2009 @ 9:39 pm
kapan ya dibuka PPG untuk semua dari non kependidikan, balas donk di email saya. tk
mia said,
Oktober 9, 2009 @ 10:06 am
saya kurang tau mas….tok kalimantan itu msh rencana
mabrudy said,
Oktober 7, 2009 @ 3:34 pm
PPG, why not.?
SUKER AL-ASKOLANI said,
Oktober 11, 2009 @ 11:06 pm
Ass.Kapan ya di kota tangerang di buka untuk pendaftaraan PPG?…Makasih banyak,
Ersis Warmansyah Abbas said,
Oktober 16, 2009 @ 6:43 am
IKuti aja dulu … pemeritah, orang-orang yang ngurus pendidikan lagi keatif kalau ngak coba-coba … eit, hati-hatilah mahsiswa FKIP, kuatkan kompetisimu ,,, ntar kalau kalah dari pendidikan lain-lain jadi ngak lucu
taofik muhammad said,
Oktober 21, 2009 @ 12:47 am
yang saya tidak suka adalah orang-orang dari non-dik/non kependidikan bisa masuk ke PPG lalu dia jadi guru. Bukan apa-apa, saya sering sakit hati dengan mereka yang dulunya tidak minat jadi guru karena terpepet eh jadi guru juga. Biasanya orang seperti itu pas pertamanya, ngapain sih jadi guru gajinya dikit. Tapi, karena kepepet dalam artian lapangan kerja non dik, lebih sedikit daripada pendidikan akhirnya mereka jadi guru juga. Difasilitasi pula lah dengan PPG.
Salam dari mahasiswa UPI Bandung, buat Unlam
wahyu said,
Juli 11, 2011 @ 2:55 pm
bnrrr sekali mas, jg menimbulkan ketidak adilan antara fkip dan non fkip. rancu deh peraturan pemerintah ttng program PPG ini.
antoenyuus said,
Januari 16, 2012 @ 5:05 am
aq kurang stuju ama saranmu mas, aq orang teknik, aq merasa tersingung dengan pendapat sampean, emangnya yang lulusan fkip aj yang bs ngajar, aq nggak cuman mengajar tapi praktik d lapangan guru fkip g punya standart apa2,
SHofia Na said,
Januari 16, 2012 @ 5:57 am
sy kurang setuju klo guru fkip dibilang ga punya standart apa2…qt sama2 belajar di bidangnya di fkip kan lebih banyak mempelajari hal2 yg bersifat PENDIDIKAN…
Alumni UNIMED S1 PGSD said,
Desember 14, 2012 @ 9:46 am
Ya pasti beda…FKIP dengan yang NON-FKIP…
Hahahaaa…FKIP itu ruang lingkup untuk mencetak Calon-calon Guru dari disiplin ILMU Subjurusannya…
Nah sementara NON-FKIP…tinggal enak ja ambil Akta IV…lalu jadi guru…emang bisa berdiri didepan tanpa ada proses penanaman konsep pada waktu berkuliah…
Setahu saya di FKIP hanya diajarkan PEDAGIOGIK dan yang NON tidak…
Alaaaaahhhh…
Intinya…FKIP ya harus jadi GURU itu saja…karena latar belakang ILMU yang di kuasai…
johan cahyo b said,
Oktober 28, 2009 @ 1:18 pm
terima kasih dengan program ppg yang dibuat pemerintah. nasib kamin (jurusan non kependidikan) heheh
anjun said,
Desember 14, 2009 @ 4:20 am
perlukah seorng mahasiswa fkip ikut ppg?
apakah kurang profesional denagn praktek mengajar di lembaga sekolah?
SHofia Na said,
Januari 16, 2012 @ 6:00 am
sayaa sepakat….kmu sudah berlama2 dg praktek mengajar sewaktu kuliah dan skrng ini harus ditambah lagi dg persyaratan 5th persyaratan PPG?????
lucik said,
Maret 20, 2010 @ 4:01 am
ada atau tidak ada PPG, tetap aja calon guru dah tersakiti. dulu akta 4 banyak di universitas swasta yang cuma 6 bulan, terus dobledegre, terus PPG. mending FKIP ditutup aja dari negeri ini, gelarnya S,Pd tapi masih di uji lagi. harusnya PPG hanya untuk lulusan FKIP saja. jangan2 mau jadi dokter harus PPD yang bisa diikuti anak tehnik mesin jahit lagi…
LINGGA said,
Maret 24, 2010 @ 8:34 am
bagus tu prgrm PPG, jadi engggk semua sarjana yg bs jd guru. tp perguruan tinggi mana aja yg udh membuka progrm tsb?
Mirna Math said,
Maret 26, 2010 @ 4:56 am
Ya Ampuuuun susahnya jadi guru!!! Trus kalo lulus PPG, dengar-dengar masih ada pendidikan yang harus ditempuh lagi. Iyakah??? Penjelasannya dooonk!!!
juniedi said,
April 11, 2010 @ 1:24 pm
PPG menurut saya merupakan hal yang patut kita dukung,mengapa?dengan adanya program pemerintah tersebut profesionalitas guru semakin ditingkatkan dan menutup kemungkinan bagi Universitas yang “NAKAL” yang dengan gampangnya mencetak para pendidik selama ini.
Namun apapun itu tergantung pada pelaksananya, jika pelaksanaannya sesuatu dengan aturan yang berlaku maka dunia pendidikan di Indonesia semakin maju seperti sejarah dimana pendidikan kita di ancungin jempol oleh negara lain,seperti Malasya
juniedi said,
April 11, 2010 @ 1:27 pm
PPG menurut saya merupakan hal yang patut kita dukung,mengapa?dengan adanya program pemerintah tersebut profesionalitas guru semakin ditingkatkan dan menutup kemungkinan bagi Universitas yang “NAKAL” yang dengan gampangnya mencetak para pendidik selama ini.
Namun apapun itu tergantung pada pelaksananya, jika pelaksanaannya sesuai dengan aturan yang berlaku maka dunia pendidikan di Indonesia semakin maju seperti sejarah dimana pendidikan kita di ancungin jempol oleh negara lain,seperti Malasya
sujono said,
April 24, 2010 @ 1:32 pm
jono berkata
Sangat setuju dengan adanya PPG, dari pada pengisian portofolio yang hanya di buat dari hasil mengkopi teman untuk menipu penguji di perguruan setempat
Mustofa deh said,
Mei 12, 2010 @ 8:11 am
PPG, kenapa tidak, kulitas guru sedang diuji, contoh kasus UN gak beres-beres; guru ngasih contekan lah, mafia UN lah, sertifikasi guru hanya ngejar sertifikat. Mungkin dengan PPG guru akan semakin berkualitas, tapi ingat design PPG-nya pun harus hjelas dan berkualitas. he he
hendri agusmel said,
Juni 7, 2010 @ 7:05 am
mnurut saya memang bagus…tapi saya tidak suka kalau calon yang diterima lwat ppg tu cuma sediikit””akibat banyak lulusan yang ngagur!!! please !!pemerintah harus bijak!!!
aditys said,
Juni 9, 2010 @ 1:53 am
saya 100% menolak kebijakan pemerintah tentang PPG, sya pikir itu cuma apologi atau anggap semacam spionase yang bukan lagi tidak efektif, melainkan “sok sibuk” mencari inovasi, lah kalo cari inovasi ya, pendidikan kita jangan diseragamkan dong… sama aja pendidikan sama pabrik sama Provide oriented
rahmat said,
Juni 17, 2010 @ 2:14 pm
saya masih belum yakin dengan kebijakan PPG…masih bayak evaluasi da pembenahan agar kebijAkan ini benar2 dapat di terima oleh semua pemangku kepentingan….PPG bisa menjadi lahan peningkatan kualitas guru Indonesia ,,,namuun di lain pihak kebijakan ini menuntut guru berpikir lebih besar bahwa orientasi menjai guru bukan semata mendapat predikat PNS,,,gaji yang besar tidak harus didapat dengan cara2 yang biasa,,,namun menuntut inovas dan pembuktian kualitas diri
Widy said,
Juli 14, 2010 @ 6:11 am
kalau memang pemerintah mensyaratkan demikian. seharusnya PPG hanya diikiuti sarjana pendidikan saja. mereka sudah 9 semester belajar jadi guru. masih harus menempuh PPG.
sedangkan sarjana yang non pendidikan kan hanya belajar ilmu praktisnya tanpa tahu bagaimana mengajarkannya. mereka tidak dibekali ilmu kependidikan sejak kuliah. PPG bukan jalan keluar bagi mereka untuk menjadi guru yang handal.
ini pasti tidak adil. rugi bagi sarjana pendidikan.
Giyanto said,
Agustus 2, 2010 @ 6:44 am
Dengan adanya PPG, berarti pemerintah tidak percaya bahwa para lulusan S1 pendidikan mampu mengajar. Kalau memang dianggap tidak mampu mengapa tidak diperbaiki atau diperketat saja lulusan S1 pendidikan? atau kalo memang dianggap tidak mampu mengajar, hilangkan saja S1 pendidikan, jadi semua sarjana murni, bukankah dulu dengan dihilangkannya IKIP tujuannya untuk itu? Kalau tidak ada S1 pendidikan, kemudian muncul PPG, itu baru yang benar. Dasar pemerintah seenake udele dewe dalam membuat kebijakan.
Cagur said,
September 15, 2010 @ 7:52 am
PPG merupakan sebuah kbjjakn yg sngat baik untuk kmjuan pendidikan di Indonesia..
Pelaksanaan PPG tentunya harus dpersiapkan dg matang.
karena klw tidak tentunya dalam seleksi PPG tersebut akan dpt mnciptakan peluang terjadinya KKN….
Jdi bukannya yg berprestasi yg lulus seleksi tp yg punya relasi yg bs lulus…..
SS said,
September 21, 2010 @ 5:05 am
Yang paling membingungkan tu. yang buat peraturan. Ganti menteri, ganti aturan
dikstrat bem fkip UNMUL said,
November 2, 2010 @ 9:37 am
PPG mrpkan alur liberalisasi dalaam dunia pendidikan, calon guru smakin tertindas, kita sbg clon guru dilecehkan. eksistensi S1 kependidikan hanya menjadi sesuatu yang sia2 krna ppg jg diperuntukkan untuk non kependidikan. luar biasa buruknya kebijakan pemerintah. kebijakan penghancur dan pembasmi calon guru. hidup PPG. MATILAH CALON GURU.
endock said,
September 17, 2011 @ 4:58 am
setuju………………….
jadi rugi kuliah kependidikan
rian said,
November 18, 2010 @ 1:34 am
calon pendidik SI kependidikan benar2 dibuat pusing…kebijakan pemberintah memang bagus mencetuskan PPG, namun yng sangat tidak saya setujui diperbolehkannya non kependidikan ikut PPG…mau jadi apa nanti sekolah yang ada diajar pendidik yang yang diajarkan ilmu pedagogik instan???
kenapa lptk juga jor2an buka banyak kelas tenaga kepnedidikan kalo ujung2nya seperti ini??
kalo buat proyek baru pemerintah bisa dapet panen uang…birokrasi seperti ini uda rusak…mental duit…
engyu said,
Januari 3, 2011 @ 4:08 am
PPG boleh aja tapi lho ada prodi Non pendidikan bisa masuk itu namanya sistem yang merugikan alumni FKIP yang pengen jadi pendidik dari awal kuliah. Huft ,….. kapan pendidikan negeri ini mau maju!!!!!!!!!!!
Ridzal Wahyudi said,
Maret 1, 2011 @ 2:05 am
PPG pada dasarnya mempunyai sasaran agar calon guru memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Seorang calon guru harus melaksanakan seluruh komponen tugas dan kegiatan PPG sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bukan pengganti guru pengajar di sekolah yang ditunjuk, tapi disini calon guru diwajibkan benar-benar menjadi guru yang profesional sesuai dgn ilmu pendidikan guru yang telah di dapatkan.
kusilhah said,
April 6, 2011 @ 3:30 am
bagus banget ada PPG, apalagi kalo memang benar2 ketat, soalnya banyak lulusan S1 yang instan.. coba bayangkan gurunya saja banyak kuliah instan 1 atw 2 thn sudah bisa lulus.. harusnya untuk yang S1 yang lebih ketat dan diperketat lagi dari dikti tentang surat izin operasi, kalo hanya instan jangan donk.. kalo dibiarkan apa jadinya anak2 bangsa..
tapi budaya ketat rasanya hanya tinggal nama saja. di depan saja ketat,, ternyata banyak orang2 yang lewat belakang..
Jadi nasib guru yang baik stelah ada PPG yang ketat itu kebanyakan adalah orang2 yang berduit…
Rijal suherman said,
April 6, 2011 @ 7:55 am
Saya pikir PPG bagus,untuk mencetak guru-guru yang betul memiliki kompetensi untuk mendidik anak-anak kita. Namun pada pelaksanaannya pemerintah harus lebih ketat lagi jagan sampai bagi mereka yang benar-benar yang sudah memenuhi persyaratan kalah oleh orang-orang yang melaui “jalan belakang”. Juga saya harap pemerintah lebih jelas lagi memberikan informasi perguruan tinggi mana sajakh diadakan PPG.
zahra said,
April 8, 2011 @ 6:30 am
tujuannya stuju2 aja…… tpi yg saya risaukan tentu saja biayanya dan jgn2 nanti kuliahnya sama yg di peroleh di fakultas pendidikan sebelumya…. klo ada jalannya mending lgsung S2 aja dong….. ya mungkin solusinya ppg ni bisa gratis at terjangkau lah n kurikulimya bisa jelas g ngulang2 lgi sama yg di fakultas pendidikan
teman nimbrung said,
April 20, 2011 @ 1:31 am
proses seleksi ya Ketat, bukan berarti bertujuan u menghmbat, akan tetapi benar2 ingin menciptakan sosok kualitas individu yang bermanfaat, karena skrang ini yang sprti itu sanat jarang di masyarakat, agar berguna untuk diri sendiri dan peserta didik khususnya baik di dunia maupun di akhirat. jd klo memang bermnat jd pendidk jgn terlau byk prasyarat tentang ketatnya sleksi…. klo sy sih stuju ja. yang pntg panitia pelaksana jgn suka bermain SYARAT. wasssalamualaikum wr.wb
Unseri said,
Mei 19, 2011 @ 9:00 am
saya setuju sekali dengan PPG asalkan yang seleksinya memang yg baik transparan dan akuntabel. mudah -mudahan didapatkan guru-guru yang memiliki jiwa mendidik.
Rindi Antika said,
Juli 4, 2011 @ 7:14 am
Saya amat sangat setuju dengan adanya PPG dgn ini barangkali tak bisa lagi manipulasi data seperti melalui portofolio. potocopi sertifikat dan piagam sana-sini untuk mencapai target,bisa lulus cengar-cengir merasa bangga padahal sebenarnya menertawakan kekurangannya sendiri . kalau memang yg bener2 guru berprestasi ya pantas dan berhak menerimanya sbg penghargaan atas perjuangannya . sy ucapkan selamat bagi mereka yg lulus mutlak semoga selalu tambah berprestasi.
endock said,
September 17, 2011 @ 4:56 am
jangan khawatir ntar ada modus baru,ini kan INDONESIA……kaya portofolio yg banyak menggunakan jasa orang lain……mending turun k lapangan j yah tungguin guru saat ngajar.kalo bener2 prof terbitkan sertifikat dah……..
wahyu said,
Juli 11, 2011 @ 3:01 pm
wah rancu permen ttng PPG ini antara yg bidang pendidikan dan non pendidikan gk adil dong,. gmn ini cba pkir deh pemerintah,.. tp kt ambil positifny saja klo mmng berjln.
Tri said,
Juli 30, 2011 @ 2:08 am
Sy setuju klo PPG dlaksanakan 1th tp klo kenyataanya biaya yg dtanggung mencapai 12jt + sy jd ragu mengingat gaji guru msh byk yg dbwh 1,5jt/bln
endock said,
September 17, 2011 @ 4:53 am
apakah dengan PPG dijamin guru akan profesional dlm menjalankan tugasnya….???tapi kayax hnya untuk kejar tunjangan yaitu tunjangan sertifikasi.seperti yang sdh berlalu…..portofolio,PLPG dan yg sekarang adalah PPG……mungkinkah akan berjalan dengan jujur….???yg pertama mengumpulkan portofolio j banyak yg menggunakan jasa orang lain untuk membuatx,PLPG demikian banyak yang ‘ngerpek’ saat ada tugas pembuatan RPP,PPG akankah tetap seperti itu hanya lain modusx…..???
rahmat said,
September 18, 2011 @ 10:46 am
Kita mungkin setuju dengan PPG, namun perlu difikirkan juga tentang biaya yang harus dikeluarkan sangatlah besar, dengan kuota yang sangatlah sedikit. mungkin bisa dibilang bahwa kesempatan untuk bisa ikut PPG khusus orang yang beruang,,, dan orang yang tidak beruang “no way”…..
dwi said,
Desember 28, 2011 @ 1:45 am
siiiiiiiipp………
barry said,
Oktober 3, 2013 @ 6:15 pm
betull poll
Gresta said,
September 27, 2011 @ 3:38 pm
Nasib2, mau ikut ppg perlu uang banyak, mudah2an ada kebijakan lain, sehingga biaya terjangkau ( 12 jt blm biaya hidup selm 12 bln).
aRNOL bABARETA said,
Oktober 14, 2011 @ 12:01 am
mulakno ojo dadi guru , guru itu punya drajat , pangkat dan smat
katonseraya said,
Oktober 16, 2011 @ 12:07 pm
ppg bikin bingung…saya sudah ikut tes seleksi,,, tetapi belum tentu lulus…kalau lulus tambah bingung lagi…karna mesti bayar, mendingan ikut plpg gratis n singkat,,,,batal atau iukutin ya ? mohon sumbang saran !
la bocco said,
November 3, 2011 @ 9:41 pm
apakah perguruan tinggi yang mencetak sarjana-sarjana pendidikan dengan mengantongi akta tidak dpercaya lagi, apakah perguruan tidak merasa dilecehkan, berapalagi aturan-aturan yang akan dimunculkan, berapa lagi sarjana pendidikan yang akan kecewa, dan berapa -berapa lagi i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i yach beginilah jadinya kalau pendidikan tidak mempunyai jati diri
daniel_betutu said,
Desember 6, 2011 @ 2:04 am
semua ini PROYEK orang atas…
PPG di buka untuk umum, lalu diman mereka yang kuliah di FKIP, yang katanya FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN !!!!!
dwi said,
Desember 28, 2011 @ 1:44 am
ribeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetttttt pokoknya………….
SANTO said,
Desember 30, 2011 @ 11:35 am
ppg mengncam para calon guru yg smtara kuliah di FKIP……. bkal bnyak sarjana pendidikan yang menganggur dong…… sy nda stuju ada PPG cma bkin kacau calon guru……
ana said,
Januari 16, 2012 @ 4:34 am
sama masih belum mengerti soal PPG dan fungsinya serta keterkaitannya dengan akta 4 untuk apa universitas membuka FKIP yg mengeluarkan akta4 kalau masih di ragukan dengan PPG???
antoeny said,
Januari 16, 2012 @ 5:08 am
saya setuju dengan guru yang mempunyai jiwa mengajar dan mendidik, bukan hanya mencari ekonomi yang mapan saja, entah itu lulusan S1 apapun, PPG juga merupakan ajang asah diri, supaya lebih tajam dan berguna di dunia pendidikan, sukses terus guru,
ahmad fauzi said,
Maret 27, 2012 @ 9:15 am
kpn mulai pembukaan PPG ?
untuk di lampung harus mendaftar di universitas mana ?
sinta said,
April 24, 2012 @ 1:30 pm
yg bisa ppg hanya pns dan gty. gimana nasibnya gtt
ningrum said,
Mei 13, 2012 @ 2:18 pm
info PPG msh belum jelas dan terkesan ditutupi. Mau daftar aja susah di pingpong antara Univ dan Dinas. Yg mau ikut PPG akhirnya berebut..inikah yg namanya meningkatkan kualitas guru??? Bagaimana bwt guru yang sudah mengajar, muridnya mau dikemnakan klw gurunya pada kuliah reguler. ini bukan masalah berani atau tidak berani bersaing. kalau dibandingkan dg sarjana yg baru lulus, guru honor jelas menang pengalaman..Apalg bwt guru2 yg sudah mendapat diklat PAKEM dari UNICEF.
iqbal said,
Juni 7, 2012 @ 6:29 am
teman2 ada kok cara ikut PPG dengan mudah yaitu dengan mengikuti SM3T, info lebih lanjut tentang SM3T anda bisa Gogling aja
Ari Agung said,
September 13, 2012 @ 2:16 am
Iya sih ada SM-3T ….dan dpt beasiswa PPG ….tp apa kalian bisa hidup dengan uang 2 Juta perbulan di daerah terpencil yg mungkin kalian semua tau …..biaya hidup di sana ter amaaaaaat mahaaaal
Evin Daniar said,
Maret 22, 2013 @ 2:14 pm
saya mahasiswi PGSD angkatan 2010,,, sy baca persyaratan SM-3T harus berstatus single,,, bagaimana yg sudah menikah? apa tidak dapat kesempatan SM-3T? jadi ga bisa PPG dong?
gunawan said,
Agustus 2, 2013 @ 3:56 pm
Pendidik dan non-pendidik sama2 kuliah 4 tahun,sama2 manusia juga,gak jadi masalah nondik kalau jadi guru,belum tentu pendidik lebih pintar mendidik dari nondik,………………
darus said,
Oktober 13, 2013 @ 3:46 pm
menurut saya ini merupakan suatu terobosan yg sangat baik, karena merekrut gak gampang penuh kompotensi yg tinggi, memiliki SDM yg betul2 siap bersaing….. yg pastix bkn sarjana abal2 dari kependidikan…!!!
ulfa said,
November 15, 2013 @ 5:29 am
BAGI YANG LAGI NYARI KERJA,SAYA MW SERRRRRR NE
INFO LOWONGAN PEKERJAAN
LANGSUNG J DI http://berbagilowonganpekerjaan.blogspot.com
Didik Sugianto said,
Februari 25, 2014 @ 4:04 pm
Setelah mengikuti sm3t 1th terus kuliah ppg 1 th tapi hanya ditentukan UTN,kalau UTN tidak lulus ya sudah 2th sia2,sayangnya yg tidak lulus itu semua dari luar universitas yg dulu S1 tidak disitu,apa mereka dikorbankan oleh Universitas yg mengadakan sm3t.